Struktur Karya Ilmiah. Pengertian, Tujuan, Ciri dan Lainnya

Metode-Penelitian

Pengertian Karya Ilmiah –  Banyak kompetisi ilmiah kini diselenggarakan oleh berbagai organisasi. Lomba ini diselenggarakan untuk mendorong pengembangan kemampuan intelektual di kalangan pelajar Indonesia, baik pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, bahkan ada kategori yang diperuntukkan bagi guru, dosen, dan peneliti.

Selain itu, karya ilmiah sering juga disebut sebagai karya ilmiah atau manuskrip. Hal itu dikarenakan penulisan karya ilmiah dibuat oleh kalangan kampus perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa. 

Karya ilmiah yang berhasil lulus akan dipublikasikan dan menjadi bahan referensi bagi departemen atau lembaga terkait.

Karya ilmiah dapat didefinisikan sebagai artikel atau laporan tertulis yang menjelaskan hasil penelitian atau pertanyaan penelitian.

Hasil penelitian karya ilmiah biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sesuai dengan kaidah dan etika ilmiah yang berlaku.

Oleh karena itu, dalam menulis karya ilmiah, penulis harus berpegang pada struktur karya ilmiah yang berlaku.

Bagi yang ingin menulis karya ilmiah, artikel ini akan fokus pada struktur karya ilmiah saat ini.

Namun, tidak ada diskusi tentang struktur yang lengkap tanpa terlebih dahulu memahami teori di balik karya ilmiah itu sendiri.

A. Pengertian Karya Ilmiah

Kata Karya Ilmiah terbentuk dari dua kata yaitu kata usaha, jerih payah, perbuatan, atau ciptaan.

Sementara itu, kata sains dapat diartikan sebagai pengetahuan yang mencakup atau pengetahuan yang memenuhi kaidah-kaidah sains.

Secara harfiah, karya ilmiah dapat diartikan sebagai karya yang lahir atau tercipta dari proses ilmiah yang muncul melalui kepenulisan.

Sebuah artikel dapat diklasifikasikan sebagai karya ilmiah jika memenuhi aspek plausibility, pertanyaannya faktual dan objektif, dan tentunya diterapkan struktur dan kaidah keilmuan yang benar.

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis sangat disarankan untuk menggunakan bahasa yang jelas dan lugas sesuai kaidah bahasa yang berlaku atau ejaan bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa yang rancu atau multimakna sangat dilarang dalam karya ilmiah, karena dikhawatirkan pembaca tidak akan mendapatkan jawaban, tetapi malah membingungkan pembaca.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, demikian pula definisi atau pengertian karya ilmiah.

Perkembangan tersebut pada akhirnya menuntut pemutakhiran ilmu pengetahuan secara terus-menerus, termasuk teori dalam karya ilmiah. Berikut adalah beberapa pengertian yang dimaksud oleh para ahli dengan karya ilmiah.

1. Eko Susilo, M.

Eko Susilo, M. mengungkapkan dalam bukunya karya ilmiah bahwa karya ilmiah adalah tulisan yang diperoleh melalui karya yang memuat ciri-ciri ilmiah.

Bagi Eko, jika sebuah artikel dihasilkan melalui proses ilmiah yang melibatkan observasi, evaluasi, penelitian khusus lapangan, penyusunan berdasarkan metode tertentu, sistematika penulisan dengan bahasa yang santun. 

Dan proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahan isinya, Maka dapat dikatakan sebagai karya ilmiah.  .

2. Dwiloka dan Riana

Lebih lanjut Dwiloka dan Riana berpendapat bahwa pengertian karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah karya yang ingin dikembangkan seseorang secara ilmiah, baik itu ilmu pengetahuan, teknologi, maupun seni.

Menurut mereka, sebuah karya ilmiah bisa lahir jika berhasil dikaji berdasarkan berbagai dokumen, kumpulan pengalaman dan tentunya penelitian yang sudah dilakukan.

3. Titi Setiyoningsih

Selanjutnya, Titi Setiyoningsih menjelaskan dalam tulisannya bahwa karya ilmiah pada dasarnya adalah artikel yang ditulis menurut kaidah metode ilmiah.

Metode ilmiah yang dimaksud adalah logika sains, dimulai dengan interpretasi masalah, tujuan, minat, teori sebelumnya, karya sebelumnya, metode, pembahasan, dan diakhiri dengan kesimpulan dan referensi yang digunakan untuk penulisan.

B. Struktur Karya Ilmiah

Sekarang setelah kita memahami apa itu karya ilmiah, mari kita jelaskan struktur karya ilmiah yang baik dan benar.

Sebagian besar karya tulis memiliki gaya atau strukturnya sendiri. Struktur karya ilmiah berikut banyak digunakan oleh institusi, antara lain:

1. Halaman Judul

Struktur karya ilmiah yang pertama adalah halaman judul. Halaman judul sendiri dimuat berdasarkan topik yang dipilih untuk dibahas dalam karya tulis ilmiah.

Membuat headline ingin ditulis dengan cara yang unik dan menarik, namun tetap sesuai dengan topik yang diangkat.

Hal ini diharapkan dapat menarik minat pembaca terhadap pertanyaan atau topik yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut.

Selain membuat pembaca tertarik, headline juga harus spesifik. Hal ini dilakukan agar pembaca mendapatkan kesan awal dengan membaca halaman judul karya ilmiah.

Halaman judul suatu karya ilmiah biasanya juga disertai dengan nama pengarang, lembaga atau sumber lembaga, tanggal, bulan, tahun, dan lokasi karya ilmiah tersebut, ditulis dengan aturan center alignment, diurutkan setelah judul. di dasar.

2. Abstrak

Struktur kedua karya ilmiah adalah abstraksi. Abstrak dapat dipahami sebagai ringkasan dari semua isi atau materi yang terkandung dalam sebuah karya ilmiah.

Peranan abstrak dalam karya ilmiah sebenarnya untuk memberikan penjelasan kepada pembaca secara lebih cepat tanpa harus membaca keseluruhan karya ilmiah.

Abstrak sering digunakan oleh pembaca untuk membaca sekilas isi, maksud, dan tujuan suatu karya ilmiah. Tulis abstrak kurang lebih 250 kata dan gunakan ketentuan bahasa yang informatif.

3. Pendahuluan

Setelah membahas halaman judul dan abstrak, selanjutnya materi wajib karya ilmiah pertama yaitu pendahuluan. Pendahuluan ini terletak di bagian paling awal materi karya ilmiah dan memiliki 4 sub bab, yaitu:

a. Latar belakang masalah

Pertanyaan latar dalam karya ilmiah adalah penjelasan teoritis dan faktual mengapa suatu topik atau pertanyaan perlu dijawab secara ilmiah atau melalui kegiatan penelitian.

Latar belakang pertanyaan itu sendiri harus dinyatakan secara sederhana, jelas, dan logis..

b. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai pertanyaan kunci atau argumen yang fleksibel berdasarkan pernyataan umum pertanyaan penelitian.

Singkatnya, rumusan pertanyaan adalah pertanyaan yang muncul dari konteks pertanyaan. 

Selanjutnya, rumusan pertanyaan biasanya dirumuskan dengan menggunakan bentuk pertanyaan yang dapat digunakan dalam penelitian.

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam karya ilmiah dapat diartikan sebagai gambaran singkat tentang apa yang ingin dicapai melalui penelitian ini.

d. Manfaat Penelitian

Sekaligus manfaat penelitian dapat diartikan sebagai gambaran kekuatan dan kontribusi karya ilmiah.

Manfaat penelitian biasanya diperuntukkan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan bagi yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Kerangka Teori

Materi inti karya ilmiah yang kedua adalah kerangka teori, yang didalamnya terdapat dua sub bab yaitu;

a. Landasan Teori

Landasan teori dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai seperangkat konsep yang membatasi dan memfokuskan penelitian sehingga dapat menghadirkan cara pandang yang sistematis.

Pada bagian ini, karya ilmiah akan memuat pembahasan secara mendetail tentang fenomena hubungan antar variabel untuk memperoleh penjelasan dan prediksi dari fenomena yang diteliti.

b. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai kesimpulan sementara berdasarkan kerangka atau teori yang diungkapkan oleh peneliti.

5. Metode Penelitian

Sebelum melanjutkan untuk mengembangkan kerangka teori yang telah dirumuskan, pada bagian ini penulis atau peneliti terlebih dahulu harus mengidentifikasi metode yang digunakan dalam penelitian.

Metodologi penelitian sendiri dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan penulis atau peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dan valid.

Ada dua metode penelitian yang paling umum digunakan, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada analisis dan deskripsi masalah.

Sedangkan metode kuantitatif adalah metode penelitian yang lebih memfokuskan pada analisis angka, tabel, dan statistik.

a. Jenis Penelitian

Pemilihan jenis penelitian akan sangat menentukan langkah apa yang perlu diambil untuk memperoleh hasil penelitian tersebut.

Langkah-langkah penelitian biasanya mencakup tujuan, tempat implementasi, tujuan keseluruhan, sifat masalah, dan ruang lingkup masalah pengujian.

b. Definisi Konsep dan Operasional Variabel

Setelah menentukan jenis metode penelitian, hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah definisi variabel konseptual dan operasional.

Pengertian konsep dapat dipahami sebagai konsep variabel penelitian. Pada saat yang sama, variabel yang dimanipulasi dapat diartikan sebagai penjelasan operasional yang sistematis tentang besarnya variabel yang diteliti.

c. Populasi dan Sampel Penelitian

Selain itu, peneliti dapat mengidentifikasi populasi dan sampel penelitian. Populasi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai jumlah total mata pelajaran yang akan dipelajari. Sekaligus merupakan sampel penelitian, yaitu bagian dari objek penelitian yang akan diteliti.

d. Jenis, Sumber dan Teori Pengumpulan Data

Peneliti kemudian dapat mengidentifikasi jenis, sumber, dan teori pengumpulan data. Bagian ini memungkinkan untuk deskripsi lengkap dan jelas tentang jenis data yang digunakan dalam penelitian dan bagaimana data penelitian dikumpulkan.

e. Teknik Analisis/Pengujian Data

 Bagian terakhir dari metode penelitian adalah teknik analisis atau pengujian data. Pada bagian ini karya tulis ilmiah memuat penjelasan tentang bagaimana data dalam penelitian yang dilakukan diolah dan bagaimana data tersebut dianalisis.

6. Pembahasan Penelitian

Paragraf ini bisa dibilang terpanjang dalam sebuah karya ilmiah. Hal ini karena pembahasannya mencakup penjelasan tentang rumusan masalah, tujuan, manfaat, kerangka teori, dan tentunya metodologi penelitian.

Berikut adalah beberapa isi yang perlu dijelaskan pada bagian ini, antara lain:

a. Gambaran umum objek penelitian, yaitu penjelasan objek penelitian yang diteliti secara umum.

b. Deskripsi hasil penelitian, yaitu penjelasan tentang hasil penelitian sesuai hasil data yang dikumpulkan dari observasi yang dilakukan.

c. Pengujian hipotesis, yaitu penjelasan data yang berhasil dikumpulkan pada saat melakukan penelitian untuk dilakukan pengujian terkait kesesuaian dengan hipotesis. Pada bagian ini, peneliti dapat menjelaskan apakah data yang diperoleh mendukung hipotesis atau tidak. Apabila data yang dikumpulkan mendukung hipotesis, maka berarti data dapat diterima, begitupun sebaliknya.

d. Interpelasi hasil pengujian hipotesis

7. Penutup

Setelah menjelaskan temuan Anda, Anda dapat menyatakan kesimpulan dan rekomendasi Anda berdasarkan penelitian yang telah Anda lakukan.

a. Kesimpulan

Kesimpulan dari karya ilmiah ada di bagian akhir. Biasanya kesimpulan berisi pendapat peneliti atau karya ilmiah yang dilakukan oleh penulis.

Tujuan dari kesimpulan itu sendiri adalah agar pembaca karya ilmiah dapat memperoleh pengetahuan atau wawasan dari pertanyaan dan pembahasan yang telah dipelajari.

b. Saran

Setelah mengungkapkan pandangannya terhadap karya ilmiah tersebut, pada bagian ini peneliti atau penulis dapat memberikan saran berupa komentar penulis.

Tujuan pembuatan rekomendasi adalah untuk membimbing para peneliti yang ingin melakukan hal yang sama agar dapat berjalan lebih efisien dan melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih luas.

8. Daftar Pustaka

Selain itu, struktur dalam penulisan ilmiah yang perlu dijelaskan adalah daftar pustaka. 

Daftar pustaka sendiri dapat diartikan sebagai berisi daftar sumber informasi atau referensi teori yang digunakan oleh seorang peneliti atau penulis dalam suatu penelitian.

Dalam penulisan daftar pustaka, seorang peneliti atau penulis biasanya menggunakan format seperti nama penulis, judul artikel, nama penerbit buku atau karya ilmiah, identitas, dan waktu terbit.

9. Lampiran

Lampiran sering digunakan dalam pekerjaan penelitian untuk menjelaskan data yang berhasil diperoleh dan proses dimana data dianalisis saat melakukan penelitian.

C. Ciri-Ciri Karya Ilmiah

 Setelah membahas struktur karya ilmiah, selanjutnya yang perlu dibahas adalah ciri-ciri karya ilmiah. Berikut ini adalah beberapa ciri karya ilmiah, antara lain:

1. Reproduktif

Reprodusibilitas merupakan ciri karya ilmiah, artinya suatu karya ilmiah dapat diterima dan ditafsirkan oleh pembaca sesuai dengan makna yang ingin disampaikan oleh penulis atau pengarang.

2. Tidak Ambigu

Ciri kedua adalah karya ilmiah tidak boleh ambigu. Fitur kedua ini secara tidak langsung terkait dengan yang pertama,

Artinya, sebuah karya ilmiah harus memberikan pemahaman yang jelas dan mendetail tanpa membungkusnya dengan bahasa yang membingungkan pembaca.

3. Tidak Emotif

Ciri ketiga, bahwa karya ilmiah tidak boleh memuat aspek perasaan atau subjektivitas pengarang atau peneliti. Hal ini dikhawatirkan membuat karya ilmiah tidak mampu menjelaskan keadaan yang sebenarnya.

4. Bahasa Baku

 Ciri keempat adalah karya ilmiah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa baku. Hal ini dilakukan agar penelitian lebih mudah dipahami oleh pembaca.

 Entah itu menulis data, teori, atau menulis kesimpulan. Menggunakan bahasa yang tidak baku saat menulis karya ilmiah dapat membingungkan pembaca dengan materi dan penjelasan yang diberikan oleh penulis atau peneliti.

5. Kaidah Keilmuan

Ciri kelima adalah karya ilmiah harus sesuai dengan ketentuan kaidah ilmiah apabila menggunakan istilah akademik.

Penggunaan prinsip-prinsip ilmiah dan terminologi akademik dengan sendirinya dimaksudkan agar seorang peneliti atau penulis dapat membuat perbedaan dalam bidang studi yang dibahas dalam sebuah karya ilmiah.

Penggunaan kaidah atau terminologi ilmiah seringkali juga menjadi ukuran seberapa profesional seorang pengarang atau peneliti dalam bidang keilmuannya.

6. Dekoratif

Pada ciri keenam, sebuah karya ilmiah harus dekoratif, atau dapat dikatakan bahwa penulis atau peneliti perlu menggunakan istilah atau kata yang bermakna.

7. Memiliki Kohesi

Kohesi dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai kesinambungan dari setiap bagian ke bab berikutnya. Kohesi dalam karya ilmiah juga bersifat lugas, atau tidak berbelit-belit.

8. Bersifat Objektif

Karya ilmiah pada hakikatnya harus melibatkan objektivitas. Objektivitas penting dalam karya ilmiah karena lebih mendorong generasi fakta dan angka dari hasil analisis.

9. Kalimat Efektif

Karya ilmiah harus ditulis dengan kalimat efektif. Fitur terakhir ini terkait dengan fitur lainnya. Fitur ini harus digunakan agar pembaca tidak bingung dengan penggunaan pernyataan perulangan.

Demikianlah pembahasan singkat tentang karya ilmiah. Katakanlah Anda sekarang perlu mulai berlatih untuk lebih terbiasa menulis karya ilmiah.

Pekerjaan sains sangat penting bagi Anda saat Anda memasuki pendidikan sarjana atau universitas. 

Anda bisa mendapatkan banyak dari keahlian dalam menulis karya ilmiah. Jadi mari kita belajar menulis karya ilmiah.